Sebuah pesawat penerima AM mempunyai karakteristik yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian. Karakteristik ini dapat diketahui bila sebuah pesawat penerima dilakukan pemeriksaan dengan alat-alat ukur. Sebuah pesawat penerima tidak selalu memenuhi persyaratan terbaik. Meskipun salah satu karakteristik pesawat penerima tidak memenuhi syarat, mungkin juga pesawat tersebut digemari oleh para pendengarnya. Karakteristik penerima AM dapat diuraikan seperti tersebut dibawah ini.
1. Sensitivitas (kepekaan) sebuah pesawat penerima adalah besarnya sinyal yang diterima untuk mendapatkan standard output. Misalkan standar output = 0,5watt, maka setiap tegangan sinyal input pada pesawat tersebut dapat menghasilkan output 0,5 watt, itulah nilai sensitifitas sebuah pesawat penerima. Jadi semakin kecil tegangan input untuk menghasilkan output yang sama, maka dapat dikatakan pesawat itu makin sensitif. Makin sensitif pesawat penerima, makin sanggup menerima sinyal yang lemah atau pemancar yang jauh dari pesawat penerima.
2. Selektivitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat tersebut untuk membedakan (memilah-milah) frekuensi yang diterima dari sinyal lainnya. Makin selektif pesawat penerima makin baik pesawat tersebut. Sebuah pesawat dikatakan tidak selektif, bila sedang menerima sebuah siaran akan dapat pula mendengar sinyal yang frekuensinnya berdekatan (terinterferensi) meskipun intensitasnya lebih kecil.
3. Fidelitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat penerima untuk menghasilkan sinyal suara mendekati aslinya. Semakin mendekati sinyal yang dimodulasikan oleh pemancar, maka semakin tinggi fidelitas pesawat penerima tersebut.
4. Tracking (penjejakan) sebuah pesawat penerima adalah keadaan dimana selisih frekuensi penerimaan dengan frekuensi osilator (alias frekuensi IF) bisa tetap 455khz diseluruh posisi band penerimaan. Hal ini terjadi karena resonansi frekuensi kumparan antena dengan resonansi frekuensi kumparan pada osilator tidaklah sama. Tetapi pada Variabel kondensator (varco) nya sama besar. Sehingga tidak semua posisi Varco dapat menghasilkan selisih frekuensi 455khz. Inilah yang diperlukan mencari jejak pergeseran frekuensi osilator agar diperoleh selisih frekuensi tetap di 455khz. Untuk mengatasi hal ini digunakan kapasitor padder atau kapasitor yang di pasangkan secara seri dengan varco bagian osilator.
5. Automatic Volume Control (AVC) atau sering juga disebut Automatic Gain Control (AGC) adalah kemampuan mengatur volume/gain/penguatan secara otomatis. Bila sinyal input besar, dihasilkan tegangan untuk memperkecil penguatan dari penguat IF. Sebaliknya, bila sinyal input kecil akan dihasilkan tegangan untuk memperbesar penguatan penguat IF. Sehingga didapatkan level output yang relative sama untuk variasi level input tertentu. Perubahan penguatan ini disebut dengan dynamic range. Makin tinggi nilai dynamic range pada pesawat penerima berarti pesawat tersebut makin baik.
1. Sensitivitas (kepekaan) sebuah pesawat penerima adalah besarnya sinyal yang diterima untuk mendapatkan standard output. Misalkan standar output = 0,5watt, maka setiap tegangan sinyal input pada pesawat tersebut dapat menghasilkan output 0,5 watt, itulah nilai sensitifitas sebuah pesawat penerima. Jadi semakin kecil tegangan input untuk menghasilkan output yang sama, maka dapat dikatakan pesawat itu makin sensitif. Makin sensitif pesawat penerima, makin sanggup menerima sinyal yang lemah atau pemancar yang jauh dari pesawat penerima.
2. Selektivitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat tersebut untuk membedakan (memilah-milah) frekuensi yang diterima dari sinyal lainnya. Makin selektif pesawat penerima makin baik pesawat tersebut. Sebuah pesawat dikatakan tidak selektif, bila sedang menerima sebuah siaran akan dapat pula mendengar sinyal yang frekuensinnya berdekatan (terinterferensi) meskipun intensitasnya lebih kecil.
3. Fidelitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat penerima untuk menghasilkan sinyal suara mendekati aslinya. Semakin mendekati sinyal yang dimodulasikan oleh pemancar, maka semakin tinggi fidelitas pesawat penerima tersebut.
4. Tracking (penjejakan) sebuah pesawat penerima adalah keadaan dimana selisih frekuensi penerimaan dengan frekuensi osilator (alias frekuensi IF) bisa tetap 455khz diseluruh posisi band penerimaan. Hal ini terjadi karena resonansi frekuensi kumparan antena dengan resonansi frekuensi kumparan pada osilator tidaklah sama. Tetapi pada Variabel kondensator (varco) nya sama besar. Sehingga tidak semua posisi Varco dapat menghasilkan selisih frekuensi 455khz. Inilah yang diperlukan mencari jejak pergeseran frekuensi osilator agar diperoleh selisih frekuensi tetap di 455khz. Untuk mengatasi hal ini digunakan kapasitor padder atau kapasitor yang di pasangkan secara seri dengan varco bagian osilator.
5. Automatic Volume Control (AVC) atau sering juga disebut Automatic Gain Control (AGC) adalah kemampuan mengatur volume/gain/penguatan secara otomatis. Bila sinyal input besar, dihasilkan tegangan untuk memperkecil penguatan dari penguat IF. Sebaliknya, bila sinyal input kecil akan dihasilkan tegangan untuk memperbesar penguatan penguat IF. Sehingga didapatkan level output yang relative sama untuk variasi level input tertentu. Perubahan penguatan ini disebut dengan dynamic range. Makin tinggi nilai dynamic range pada pesawat penerima berarti pesawat tersebut makin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar