Minggu, 29 Januari 2017

MEMBUAT AUTO VOICE CONTROL (AVC) UNTUK PEMANCAR MAUPUN BRIK-BRIKAN FM

Pastilah teman-teman pembaca pernah mendengarkan sebuah stasiun radio komersial dimana saat penyiarnya bercuap-cuap menyapa pendengarnya, diiringi lagu-lagu  backsound. Tetapi kalau didengarkan dengan seksama, volume lagu/backsound tersebut akan otomatis mengecil disaat penyiar berbicara. Dan volume akan membesar otomatis kembali letika penyiar selesai berbicara. Yappp,, itu karena terpasang suatu rangkaian yang bernama AVC alias Automatic Voice Control ada juga yang bilang Auto Volume Control. Kalau stasiun radio professional pastilah rangkaian tersebut berkelas dan mahal. Nah kali ini saya akan mencoba memodifikasi rangkaian buatan Saturn AF-023 yaitu AUTO VOCAL ELIMINATION yang mana rangkaian ini sebenarnya sebagai pelengkap rangkaian KARAOKE SATURN AF-015, AF-017, AF-022. Berfungsi sebagai penghilang vokal otomatis bila ada getaran yang cukup kuat yang diterima microphone. Namun dengan sedikit modifikasi memotong jalur-jalurnya dan penambahan beberapa komponen. Maka rangkaian ini "bermetamorfosis" menjadi rangkaian AUTO VOICE CONTROL (AVC). Yang mana komponen pendukungnya mudah didapat di pasaran, serta tidak terlalu banyak merogoh kocek, sudah didapat rangkaian AVC dan cocok sekali di pasangkan pada pemancar maupun brik-brikan FM. Sehingga membuat siaran kita seperti layaknya radio broadcast yang professional. Hasilnya pun lumayan memuaskan tidak kalah dengan yang professional. Mantappp!!!!



Hasil penampakkannya.



saat testing dengan mp3 player.. (agak semrawut) hehehehe

Oh..ya bagian power supply seperti dioda,elco,dan IC REG memang belum saya pasangi karena keburu ingin tau hasilnya.. xixixixi...

Jumat, 27 Januari 2017

KARAKTERISTIK RADIO PENERIMA FM STEREO

Pesawat penerima FM dapat diberikan penilaian melalui pengukuran-pengukuran yang menunjukkan karakterisitik sebagai berikut.

1. Sensitifitas pesawat penerima FM ditentukan oleh besarnya sinyal yang terdemodulasi terhadap noise yang dihasilkan oleh pesawat penerima itu sendiri (S/N ratio). Semakin tinggi nilai S/N nya berarti pesawat tersebut semakin baik. Noise yang dihasilkan oleh penguat RF dan penguat IF akan mempunyai andil terbesar dalam pesawat penerima. Olehkarena itu sangat dianjurkan mempergunakan komponen aktif pada tiap-tiap penguat yang memiliki karakter high gain dan low noise. Sehingga diharapkan  nilai S/N ratio nya tinggi. Contohnya komponen aktif seperti MOSFET

2. Bandwidth atau Lebar bidang frekuensi  sistem penerima FM. Bandwith pada pesawat penerima FM stereo lebih besar daripada bandwith penerima FM mono. Rata-rata bandwidth penerima stereo adalah 256khz bahkan lebih, sedangkan untuk bandwith penerima mono rata-rata sebesar 180khz.

3. Kelinieran Quadrature Detector, Sebuah QD dikatakan linear bila setiap frekuensi terendah ampai tertinggi pada pemodulasinya mempunyai hasil perbandingan amplitudo yang sesuai.

4. Karakteristik Stereo Decoder. Pada pemancar sinyal kanan (R) dan kiri (L) dibuat multiplex melalui sebuah alat yaitu Stereo Encoder atau biasa disebut MPX Stereo. Sinyal stereo setelah melewati proses di MPX stereo disebut sinyal komposisi. Nah sinyal komposisi ini apabila di pesawat penerima akan diproses didalam Stereo Decoder supaya diperoleh kembali sinyal kanan dan sinyal kiri. Semakin tinggi sparasi kanal R dan kanal L berarti semakin baik decoder tersebut.

Kamis, 26 Januari 2017

KARAKTERISTIK RADIO PENERIMA AM

Sebuah pesawat penerima AM mempunyai karakteristik yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian. Karakteristik ini dapat diketahui bila sebuah pesawat penerima dilakukan pemeriksaan dengan alat-alat ukur. Sebuah pesawat penerima tidak selalu memenuhi persyaratan terbaik. Meskipun salah satu karakteristik pesawat penerima tidak memenuhi syarat, mungkin juga pesawat tersebut digemari oleh para pendengarnya. Karakteristik penerima AM dapat diuraikan seperti tersebut dibawah ini.


1. Sensitivitas (kepekaan) sebuah pesawat penerima adalah besarnya sinyal yang diterima untuk mendapatkan standard output. Misalkan standar output = 0,5watt, maka setiap tegangan sinyal input pada pesawat tersebut dapat menghasilkan output 0,5 watt, itulah nilai sensitifitas sebuah pesawat penerima. Jadi semakin kecil tegangan input untuk menghasilkan output yang sama, maka dapat dikatakan pesawat itu makin sensitif. Makin sensitif pesawat penerima, makin sanggup menerima sinyal yang lemah atau pemancar yang jauh dari pesawat penerima.


2. Selektivitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat tersebut untuk membedakan (memilah-milah) frekuensi yang diterima dari sinyal lainnya. Makin selektif pesawat penerima makin baik pesawat tersebut. Sebuah pesawat dikatakan tidak selektif, bila sedang menerima sebuah siaran akan dapat pula mendengar sinyal yang frekuensinnya berdekatan (terinterferensi) meskipun intensitasnya lebih kecil.


3. Fidelitas sebuah pesawat penerima adalah kemampuan pesawat penerima untuk menghasilkan sinyal suara mendekati aslinya. Semakin mendekati sinyal yang dimodulasikan oleh pemancar, maka semakin tinggi fidelitas pesawat penerima tersebut.


4. Tracking (penjejakan) sebuah pesawat penerima adalah keadaan dimana selisih frekuensi penerimaan dengan frekuensi osilator (alias frekuensi IF) bisa tetap 455khz diseluruh posisi band penerimaan. Hal ini terjadi karena resonansi frekuensi kumparan antena dengan resonansi frekuensi kumparan pada osilator tidaklah sama. Tetapi pada Variabel kondensator (varco) nya sama besar. Sehingga tidak semua posisi Varco dapat menghasilkan selisih frekuensi 455khz. Inilah yang diperlukan mencari jejak pergeseran frekuensi osilator agar diperoleh selisih frekuensi tetap di 455khz. Untuk mengatasi hal ini digunakan kapasitor padder atau kapasitor yang di pasangkan secara seri dengan varco bagian osilator.


5. Automatic Volume Control (AVC) atau sering juga disebut  Automatic Gain Control (AGC) adalah kemampuan mengatur volume/gain/penguatan secara otomatis. Bila sinyal input besar, dihasilkan tegangan untuk memperkecil penguatan dari penguat IF. Sebaliknya, bila sinyal input kecil akan dihasilkan tegangan untuk memperbesar penguatan penguat IF. Sehingga didapatkan level output yang relative sama untuk variasi level input tertentu. Perubahan penguatan ini disebut dengan dynamic range. Makin tinggi nilai dynamic range pada pesawat penerima berarti pesawat tersebut makin baik.








Selasa, 24 Januari 2017

Service Lampu LHE

Sekedar untuk catatan saya pribadi... tapi jika pembaca ingin menyimak juga boleh kok xixixixi...
Cara Service Lampu LHE
BAGIAN UMUM DARI LAMPU LHE
· Tabung kaca lampu
· Mesin lampu
· Kesing lampu
· Drat lampu (kempyeng)
ADA 2 KRETERIA KERUSAKAN LAMPU LHE
1. Kerusakan tabung kaca lampu
2. Kerusakan mesin
KERUSAKAN TABUNG KACA LAMPU
Kerusakan tabung kaca lampu di tandai dengan matinya lampu menghitamnya pangkal lampu dan putusnya kawat elemen .atau bisa juga nyala tapi di pangkalnya itu di sebabkan terjadi kebocoran gas dari tabung kaca lampunya.
Jika kerusakan cuma di tabung kacanya lampu dan mesinnya masih bagus kaca lampu bisa langsung dig anti dengan kaca lampu yg sesuai dengan ukuran wattnya ,sembarangan memasang tabung kaca bisa berakibat kaca mudah rusak menghitam atau mesinnya yang cepat rusak.
Beberapa Jenis dari tabung kaca yang di gunakan pada lampu LHE
· 2U
· 3U
· 4U
· SP 2,5t
· SP 3t
· SP 3,5t
· SP 4t
· Dll.
Elemen dari tabung kaca dan fisik dari kacanya sudah di desain sesuai dengan watt yg akan di gunakan tabung kaca 5 watt untuk mesin 5watt ,
Bila tabung kaca 5 watt di kasih mesin 11 watt elemen dari tabung kaca cepat putus pangkal tabung cepat k,,menghitam.
Bila tabung kaca 11 watt di kasih mesin 5 watt ,mesin kelebihan beban dan cepat panas mesin cepat rusak.
KERUSAKAN MESIN LHE
· Retak solderan
· Putus sekring
· Putus atau short stater milar
· Kering atau short elco
· Putus atau short diode penyearah
· Hambatan R pemantik membesar tak trerhingga
· RB (R Basis), RE (R Emitor) kebakar
· TR (transistor) kebakar ,short atau putus
· Diode BD3 Short atau putus
· Lilitan atau Spuel teroid short
· Spuel ballast short
Analisa kerusakan dan langkah perbaikan lampu LHE
Matot, Mati total :
Cek fisik tabung kaca pangkal sudah menghitam atau belum kalau masih putih Setelah buka cek elemen tabung kaca meggunakan ohm meter (multitester) kalau elemen putus copot tabung kaca dan ganti dengan yg baru sesuai wattnya.
Cek mesin lihat dan cek R FUSE ,RB,RE gosong atau tidak Kalau semua R kelihatan bagus cek solderannya solder ulang bila ada keretakan solderan. kemudian coba tes di alat tes mesin LHE bila alat tes nyala terangnya normal, selesai perbaikan mesin, mesin dapat di pasang kembali dengan tabung kaca lampu, tes lampu beberapa lama untuk menguji ketahanan dan kekuatan lampu yang sudah di perbaiki.
Saat di coba pada alat tes mesin LHE tidak nyala cek R fuse bila putus ganti, setelah fuse bagus tes kembali nyala atau tidak atau malah yang nyala lampu pengamannya .Fuse bagus tidak nyala cek elco menyimpan muatan tidak kalau nyimpan muatan cek R Pematik,cek diode DB3. cek RB,RE ganti yang baru bila putus Cek TR.cek milar copel biasanya ukurannya 47n atau 100n.dan cek juga milar oscilasi biasanya ukurannya 22n.
Saat di tes yang nyala lampu pengaman cek diode penyearah, cek elco, cek TR.pastikan spuel teroid yg menggunakan kawat email tidak short.
Lampu redup :
Ganti elco biasanya ukuranya 1 sampai 22uf sesuai wattnya dengan tegangan kerja sampai 400v.
Lampu nyala bergetar :
Cek 4 dida penyearah apa ada salah satu yang putus cek elco apa kapasitasnya menurun kering, fisiknya menggembung, juga cek capasitor copel.
Lampu nyala pangkal :
Cek milar stater biasanya short.bila stater bagus bisa jadi tabung kaca bocor.
Ganti TR baru ,TR langsung rusak lagi:
Cek spuel teroida short atau tidak, cek copel capasitor
ANALISA PART KOMPONEN YANG RUSAK SESUAI KONDISI LAMPU
· Copel milar bagian negative (-) short (ukuran nilai copel milar adalah 47n atau 100n ) = Lampu kedip cepat (nyala getar)
· Copel milar bagian negative putus = lampu tidak nyala
· Copel milar bagian positif (+) short = Lampu nyala redup
· Copel milar bagian positif (+) putus = Lampu mati dan menyebabkan TR langsung Rusak (short)
· Milar stater putus = Lampu mati
· Milar stater short = Lampu nyala pangkal putih
· Kaca bocor elemen tidak putus = nyala pangkal kuning
· Milar oscilasi 22n putus = lampu mati
· Milar impedance 1n5/1,2kv putus = lampu tetap bisa nyala
· TEROID (spuel oscillator) putus = lampu mati
· Teroid short = Lampu mati dan menyebabkan TR Langsung Rusak
Sumber : http://bukacatatan.com

Nostalgia

 Pertama kali penulis Belajar merakit rangkaian elektronik adalah merakit radio fm Super FM Anti Desis Ronica SC-709 dan Mini Amplifier saat duduk di bangku kelas 2 SMP. Berhubung saat itu hanya "mengandalkan" dari uang saku. Maka proses merakit ndak bisa sekali jadi, harus "nyicil" sedikit demi sedikit.. membeli  PCB dulu,komponen-komponen sampai selesai. Dan ketika berdesis dan bisa menangkap siaran.. wuiiihhh senangnya selangittt.. Nah berhubung rangkaian-rangkaian tsb saat ini entah kemana.. maka demi bernostalgia, saya mencoba merakitnya lagi tapi untuk rangkaiannya pakai kit GM-1851. Dan rangkaian sengaja tidak diberi box agar nuansa nostalgia makin terasa... karena waktu itu memang tidak diberi box, Cuma dibautkan di kotak speaker langsung cussss...